Senin, 09 Desember 2013

ASSIGNMENT 5

Permasalahan Penerjemahan

Di dalam suatu proses penerjemahan, tentu seorang penerjemah tidak bisa terhindar dari permasalahan-permasalahan penerjemahan, seperti berikut:
1. Ambiguitas (satu kata mempunyai banyak arti, satu frase atau kalimat mempunyai struktur lebih dari satu)
2.  Ketidaksesuaian leksikal dan struktural (kedua bahasa memiliki struktur yang berbeda dengan maksud dan tujuan yang sama, juga lexical holes — di mana satu bahasa harus menggunakan satu frase untuk menunjukkan apa yang diitunjukkan oleh bahasa lain dalam setiap kata)
3.  Ungkapan dan sanding kata (ungkapan adalah frase yang maknanya tidak bisa diungkapkan dengan mengurai per kata. Sanding kata adalah frase yang maknanya bisa diungkapkan dengan mengurai per kata.)

Menerjemahkan suatu karya ataupun perkataan seseorang sesuai bahasa aslinya bisa dikatakan tidak semudah apa yang dipikirkan. Tanggung jawab yang besar harus dihadapi seorang penerjemah ketika dia sudah memulai melakukan pekerjaan tersebut. Kesalahan dalam menerjemahkan suatu kata dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran seringkali mendapati padanan bahasa yang kurang tepat. Berikut adalah contoh-contoh kesalahan penggantian padanan bahasa yang tidak sesuai dengan bahasa sumber sehingga menimbulkan arti yang berbeda:
1.   Pada tahun 1980, sebuah rumah sakit memberikan perlakuan yang salah terhadap Willie Ramirez karena seorang penerjemah rumah sakit mengartikan “intoxicado” dalam bahasa Spanyol dengan “intoxicated” dalam bahasa Inggris. Keluarga ingin menyampaikan bahwa Willie menderita keracunan makanan, tapi pihak rumah sakit memberikan perlakuan untuk seorang pasien penderita overdosis obat.
2.  Pada abad ke-50, sebuah perusahan cokelat di Jepang gencar mendorong konsumen untuk membeli cokelat di hari Valentine. Tetapi karena kesalahan dalam penerjemahan, menjadikan konsumen beranggapan bahwa wajar apabila seorang gadis memberikan cokelat kepada seorang laki-laki di hari liburan. Karena hal itu, di Jepang sudah menjadi tradisi pada tanggal 14 Februari, para wanita akan memberikan cokelat kepada para pria dan pada tanggal 14 Maret para pria akan membalas cokelat para wanita.
3.   Di Jepang, sebuah program permainan bernama Street Fighter II menggunakan bahasa Inggris untuk menerjemahkan perkataan dalam bahasa Jepang seorang tokoh permainan. Tokoh ini berkata "if you cannot overcome the Rising Dragon Punch, you cannot win!" yang selanjutnya kata Rising Dragron diterjemahkan menjadi "Sheng Long". Hal ini membuat para penikmat permainan tersebut semakin penasaran siapa "Sheng Long" dan penasaran untuk bisa mengalahkan tokoh "Sheng Long" yang sebenarnya adalah seorang naga.

Dari beberapa contoh di atas,  bisa disimpulkan bahwa pekerjaan menjadi seorang penerjemah sangat membutuhkan pengetahuan yang luas dan mendalam terhadap bahasa sumber. Dengan kurangnya pengetahuan dari seorang penerjemah, maka akan menghasilkan hasil terjemahan yang merugikan banyak orang.
Begitu halnya dalam menerjemahkan suatu puisi, seorang penerjemah harus memperhatikan aspek-aspek khusus, seperti:
1.    Permasalahan bahasa
Dalam hal ini dua aspek yang dipertimbangkan adalah susunan kata yang tidak baku dan juga sanding kata.
2.    Permasalahan keindahan atau kesusastraan
  1. Kaidah puisi, menyangkut keseluruhan isi puisi, bentuk, dan keseimbangan kalimat per baris.
  2. Ungkapan majas, contohnya pembangunan indra penglihatan, perabaan, pendengaran, majas-majas perumpaan, dll.
  3. Suara, menyangkut rima, ritme, asonansi, onomatopoeia, dll.
3.    Permasalahan segi kebudayaan masyarakat
Dalam hal ini, timbulnya permasalahan dalam penerjemahan seringkali ditemukan dalam pengungkapan frase, klausa, atau kalimat-kalimat yang menunjukkan ide-ide, tingkah laku, hasil, dan ekologi (Said, 1994: 39).




Sumber:

http://www.translationdirectory.com/article640.htm

http://www.essex.ac.uk/linguistics/external/clmt/mtbook/PostScript/ch6.pdf

0 komentar:

Posting Komentar