Permasalahan Penerjemahan
Di dalam suatu proses penerjemahan,
tentu seorang penerjemah tidak bisa terhindar dari permasalahan-permasalahan
penerjemahan, seperti berikut:
1. Ambiguitas
(satu kata mempunyai banyak arti, satu frase atau kalimat mempunyai struktur
lebih dari satu)
2. Ketidaksesuaian
leksikal dan struktural (kedua bahasa memiliki struktur yang berbeda dengan maksud
dan tujuan yang sama, juga lexical holes — di mana satu bahasa harus menggunakan
satu frase untuk menunjukkan apa yang diitunjukkan oleh bahasa lain dalam
setiap kata)
3. Ungkapan
dan sanding kata (ungkapan adalah frase yang maknanya tidak bisa diungkapkan
dengan mengurai per kata. Sanding kata adalah frase yang maknanya bisa diungkapkan
dengan mengurai per kata.)
Menerjemahkan suatu karya ataupun
perkataan seseorang sesuai bahasa aslinya bisa dikatakan tidak semudah apa yang
dipikirkan. Tanggung jawab yang besar harus dihadapi seorang penerjemah ketika
dia sudah memulai melakukan pekerjaan tersebut. Kesalahan dalam menerjemahkan
suatu kata dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran seringkali mendapati
padanan bahasa yang kurang tepat. Berikut adalah contoh-contoh kesalahan penggantian
padanan bahasa yang tidak sesuai dengan bahasa sumber sehingga menimbulkan arti
yang berbeda:
1. Pada
tahun 1980, sebuah rumah sakit memberikan perlakuan yang salah terhadap Willie
Ramirez karena seorang penerjemah rumah sakit mengartikan “intoxicado” dalam
bahasa Spanyol dengan “intoxicated” dalam bahasa Inggris. Keluarga ingin
menyampaikan bahwa Willie menderita keracunan makanan, tapi pihak rumah sakit
memberikan perlakuan untuk seorang pasien penderita overdosis obat.
2. Pada
abad ke-50, sebuah perusahan cokelat di Jepang gencar mendorong konsumen untuk
membeli cokelat di hari Valentine. Tetapi karena kesalahan dalam penerjemahan,
menjadikan konsumen beranggapan bahwa wajar apabila seorang gadis memberikan
cokelat kepada seorang laki-laki di hari liburan. Karena hal itu, di Jepang
sudah menjadi tradisi pada tanggal 14 Februari, para wanita akan memberikan
cokelat kepada para pria dan pada tanggal 14 Maret para pria akan membalas
cokelat para wanita.
3. Di
Jepang, sebuah program permainan bernama Street Fighter II menggunakan bahasa Inggris untuk
menerjemahkan perkataan dalam bahasa Jepang seorang tokoh permainan. Tokoh ini
berkata "if you cannot overcome the Rising Dragon Punch, you
cannot win!" yang selanjutnya kata Rising Dragron diterjemahkan menjadi "Sheng
Long". Hal ini membuat para penikmat permainan tersebut semakin penasaran siapa
"Sheng Long" dan penasaran untuk bisa mengalahkan tokoh "Sheng
Long" yang sebenarnya adalah seorang naga.
Dari beberapa contoh di atas, bisa disimpulkan bahwa pekerjaan menjadi
seorang penerjemah sangat membutuhkan pengetahuan yang luas dan mendalam
terhadap bahasa sumber. Dengan kurangnya pengetahuan dari seorang penerjemah,
maka akan menghasilkan hasil terjemahan yang merugikan banyak orang.
Begitu halnya dalam menerjemahkan
suatu puisi, seorang penerjemah harus memperhatikan aspek-aspek khusus,
seperti:
1. Permasalahan
bahasa
Dalam
hal ini dua aspek yang dipertimbangkan adalah susunan kata yang tidak baku dan
juga sanding kata.
2. Permasalahan
keindahan atau kesusastraan
- Kaidah puisi, menyangkut
keseluruhan isi puisi, bentuk, dan keseimbangan kalimat per baris.
- Ungkapan majas,
contohnya pembangunan indra penglihatan, perabaan, pendengaran,
majas-majas perumpaan, dll.
- Suara, menyangkut rima,
ritme, asonansi, onomatopoeia, dll.
3. Permasalahan
segi kebudayaan masyarakat
Dalam
hal ini, timbulnya permasalahan dalam penerjemahan seringkali ditemukan dalam
pengungkapan frase, klausa, atau kalimat-kalimat yang menunjukkan ide-ide,
tingkah laku, hasil, dan ekologi (Said, 1994: 39).
Sumber: